Makalah Zoologi Invertebata serangga (insecta)
Thursday, September 22, 2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Bismillahirrahmaanirrahim
Segala
puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh alam, shalawat beserta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW. Karena atas karunia dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Mata Kuliah Zoologi Invertebatayang telah membimbing dan
mencurahkan ilmu kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini, walaupun dalam proses penyusunannya mengalami berbagai kesulitan. Makalah
ini akan membahas tentang serangga (insecta) dan peranannya
bagi kehidupan manusia
Tetapi
sangat dimungkinkan dalam penyusunannya masih banyak kekurangan, baik dalam
penyajian materi maupun dalam penulisan, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, demi lebih baiknya karya
yang selanjutnya.
Penulis
berharap, mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamualaikum,
wr.wb
Bandung, ktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI..................................................................................................
ii
BAB
I
PENDAHULUAN..............................................................................
1
Latar
belakang.....................................................................................
1
Perumusan
masalah..............................................................................
2
Tujuan
dan manfaat pembahasan .......................................................
2
BAB
II
PEMBAHASAN...............................................................................
3
Serangga
(insecta).................................................................................
3
Karakteristik
serangga.................................................................... 4
Habitat
dan makanan serangga....................................................... 6
Reproduksi
serangga......................................................................
7
Sistematik
serangga........................................................................
8
Peranan
Serangga Bagi Kehidupan Manusia........................................ 15
BAB
III PENUTUP.......................................................................................
18
Kesimpulan...........................................................................................
18
Saran.....................................................................................................
19
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
20
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Setiap orang yang mencari serangga yang kecil maupun yang
besar dab menyolok, akan mendapatkan beratus-ratus spesies didalam atau di
sekitar rumah. Didalam rumah dari atap sampai lantai, contohnya lalat, semut,
kutu beras, ngengat, kupu-kupu dll. Banyak insecta yang hidup erat dengan
manusia. Rumput, bunga dan pohon memberikan tempat hidup kepada lebih banyak
insecta lagi. Pada tumbuhan didalam tanah yang menyangganya, dan di udara
sekeliling tumbuhan tadi terdap[at belalang, kumbang, kupu-kupu, lebah, dan
masih banyak lagi. Dalam air tawar seperti kolam, sungai, bahkan didalam air
yang sedikit pun terdapat banyak larva capung dan larva nyamuk. Insecta dapat
berjalan , terbang, menggali, dan berenang. Insecta memiliki peranan bagi
manusia , dari semua habitat yang penting di bumi ini , hanya lautan yanghampir
tidak memiliki insecta. Padahal lautan memberikan tempat hidup untuk begitu
banyak organisme lainnya. (Soematyoto, Idjah dkk.1984)
Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
kehidupan serangga, jelaskan dengan karakteristik, habitat, makanan,
reproduksi, dan sistematikanya?
Apa
peranan serangga bagi kehidupan manusia?
Tujuan
dan manfaat pembahasan
Tujuan
pembahasan
Untuk
mengetahui kehidupan serangga yang meliputi: karakteristik, habitat, makanan,
reproduksi, dan sistematikanya.
Untuk
memahami dan menelaah berbagai peranan dan manfaat serangga bagi kehidupan
manusia.
Manfaat
pembahasan
Memberikan
pengetahuan pada pembaca mengenai kehidupan serangga melalui sumber-sumberbyang
relevan.
Menumbuhkan
kesadaran pembaca tentang keanekaragaman serangga, peranan dan manfaatnya bagi
kehidupan manusia.
Menumbyhkan
kesadaran pembaca untuk tetap melestarikan keanekaragaman serangga dan tidak
membiarkan serangga punah.
BAB II
SERANGGA DAN PERANANNYA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Serangga
Kelas
serangga ( insecta) memiliki jumlah spesies terbesar, melimpah dan tersebar di
darat, di berbagai habitat, kecuali di laut jumlahnya kecil, mempunyai
kemampuan untuk terbang. Ilmu yang mempelajari serangga disubut entomologi
Salah
satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi
adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah
yang sangat besar, dan beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa
generasi dalam satu tahun. Kemampuan serangga lainnya yang dipercaya telah
mampu menjaga eksistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya.
Hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator, menemukan makanan
dan pasangan kawin, dan menyebar kehabitat baru jauh lebih cepat dibandingkan
dengan hewan yang harus merangkak diatas permukaan tanah. (Campbell,N.A.J.B.
Reece, dan L.G.Mitchell, 2003)
Berikut
ini adalah salah satu ayat Al-Quran mengenai serangga :
.
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
|
68.
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia", (QS.An-Nahl:68)
|
ثُمَّ كُلِي مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
|
69.
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.(QS.An-Nahl:69)
|
Karakteristik
serangga
Disamping
semua ciri-ciri Arthropoda, insecta juga memiliki ciri-ciri sendiri:
Kepala,
dada, perut jelas, antena sepasang: mulut untuk menghisap, menjilat, mengunyah,
kaki 3 pasang, umumnya mempunyai 2 pasang sayap: abdomen terdiri atas 11 somit
atau kurang, bagian akhir termodifikasi menjadi organ genital.
Usus
terbagi menjadi bagian depan, tengah dan belakang yang dilengkapi dengan
kelenjar ludah.
Jantung
ramping dengan aorta, tidak ada kapiler atau vena.
Respirasi
dengan trakea.
Sistem
saraf terdiri atas pasangan tali saraf ventral dengan beberapa ganglia
segmental, kedua tali saraf bertemu di kepala : alat indera terdiri atas mata,
(oceli, facet) kemoreseptor untuk bau di antena , indera pengecap mulut,
terdapat indera pendengar , tidak ada statosit.
Ekskresi
2 atau banyak saluran malphigi ke anterior atau kebelakang usus.
Jenis
kelamin terpisah, fertilisasi internal, perkembangan langsung, metamorfosis,
partenogenesis, paedogenesis. (Sa’adah, Sumiyati.2010).
Beberapa
insectaseperti pinjal dan ngengat, tidak pernah membentuk
sayap.(Soemarwoto,Idjah dkk.1984).
Ukuran
umumnya 0,25-3,30 mm. Beberapa fosil 700 mm(bentangan sayap).
Serangga
dapat mempertahan kan diri dari serangan predator dengan berbagai mekanisme
diantaranya sebagai berikut:
Pura-pura
mati
Mimikri
Bersembunyi
Memamerkan
sayap
Mengeluarkan
suara
Mengeluarkan
bau busuk
Menggigit,
menyengat.(Sa’adah, Sumiyati.2010).
Habitat
dan makanan serangga
Habitat
serangga disemua tempat, sebagian hidup didalam air tawar, tanah lumpur,
parasit, pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya.habitat serangga mulai
dari laut sampai 20.000 kaki dipegunungan. Kehidupan serangga sebagian besar
dihabiskan diudara dari ketinggian 1000-14000 kaki pada siang hari.beberapa
serangga ada yang melimpah pada suhu hangat. Serangga memakan jaringan dan
cairan tumbuhan yang di sebut fitofagus seperti belalang,
kupu-kupu raja, kumbang kentang makan getah tanaman. Berdasarkan jenis makanan
yang di makannya kita dapat menbedakan tipe mulut serangga, seperti menusuk,
menghisap, penghisap, penjilat, dll (Sa’adah,Sumiyati,2010)

Tipe
orthopteran : mandibula keras, menggigit, dan mengunyah, contoh belalang
Tipe
hemipteran : punya 4 alat penusuk (stilet) contoh kutu busuk dan walang sangit.
Tipe
anopluran : punyz 3 stilet, menusuk dan menghisap, contoh kutu penghisap darah.
Tipe
dipteran : mulut untuk menusuk dan menjilat, contoh nyamuk dan lalat.
Tipe
hymenopteran : penghisap, contoh lebah.
Tipe
lepidopteran : mulut seperti belalai untuk menghisap, contohnya kupu-kupu.
Reproduksi
serangga
Serangga
melalui serangkaian tahap larva dalam perkembangan dari telur sampai menjadi
dewasa. Bentuk kebanyakan larva tidak mirip dengan yang dewasa. Siapa yang
mengira bahwa ulat (larva) adalah satu spesies dengan kupu-kupu dewasa. Pada
perubahan ulat menjadi kupu-kupu nmelalui tahap pupa atau kepompong, proses
perubahan ini disebut metamorfosis.
Umumnya
serangga mengalami metamorfosis sempurna, yaitu siklus hidup dengan beberapa
tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa dan imago.beberapa ordo yang mengalami
metamorfosis sempurna adalah lepidoptera, diptera, coleoptera dan
hymenoptera.metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan :
telur, nimfa dan imago. Peristiwa yang meninggalkan telur disebut dengan eclosion.
Setelah
eclosion serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan
induknya, tahapan belum biasa ini biasanya mempunyai ciri perilaku makna yang
banyak. (Borror et al.2005)
Pertumbuhan
tubuh dikendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya
dalm bentuk tangga dimana pada setiap tangga digambarkan oleh lepasnya kulit
lama (exuvium), dimana proses ini disebut molting. Karena itu pada
setiap tahapan, serangga tumbuh sampai dimana pembungkus luar menjadi terbatas,
setelah ditinggalkan lagi dan seterusnya sampai sempurna. (Borror et al.2004)
Metamorfosis
sempurna pada kupu-kupu
Metamorfosis
tidak sempurna pada rayap dan belalang
Serangga
bereproduksi secar ovivar, sebagian ada yang melakukan phartenogenesis, (aphid)
dan ada yang paedogenesis ( miastor) kapasitas hewan membentuk
populasi ( reproduksi ) bergantung 3 sifat: jumlah telur yang fertil, waktu
generasi, perbandingan tipe generasi, betina akan memproduksi generasi
berikutnya, contohnya Drosophila dapat menghasilkan 25 keturunan setiap
tahun bertelur sampai 100 butir. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi internal,.
Faktor yang mempengaruhi aktifitas reproduksi adalah ketersediaan makanan,
cahaya, suhu,kelembaban. Tingkah laku kawin melibatkan feromon, cahaya
(kunang-kunang), suara ( jangkrik)
Sistematika
serangga
Kelas
insecta ( serangga) terbagi atas 2 sub kelas:
Sub
kelas Apterygota
Sub
kelas pterigota
Sub
kelas Apterygota (Ametabola)
Primitip
tanpa sayap, sederhana atau tidak bermetamorfosis: pada abdomen terdapat
appendage disebelah ventral. Terbagi menjadi 2 ordo yaitu:
protura
kecil
(0,6-5 mm) primitif, mulut seperti insecta lainnya, tanpa antena,bernata atau
bersayap,tanpa metamorfose, hidup ditempat yang basah antara daun-daun yang
busuk beranggota 90 spesies, contoh: Acerentulus
Colembula
Wujudnya
kecil (5mm) berwarna putih atau berwarna lain, antena terdiri atas 4 ruas yang
menjadi satu, mulutm penggigit tanpa sayap, mata majemuk biasanya tanpa trakea,
tidak bermetamorfose, beranggotakan 2000 spesies. Contoh: papirius fuscus
Ordo
Diplura
Berantena
panjang, tanpa mata, mulut penggigit, tanpa sayap, tidak
bermetamorfose,beranggota 200 spesies, contoh: Compodea japix
Ordo
Tysanura
Besarnya
30 mm, berantena panjang, tanpa sayap, mulut penggigit, beranggotakan 7000
spesies. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku). ( jasin,
maskoeri.1987).
Sub
kelas pterygota
Ordo
diptera
Memiliki
dua pasang sayap, tipe mulut menusuk dan menghisap, kelompok yang lain memiliki
tipe memarut dan menjilat, mata biasanya berukuran besar, antena memiliki
jumlah segmen yang bervariasi dari 3-40 buah. Metamorfosis sempurna dengan
larva yang tidak berkaki, terdiri dari 120.000 spesies, contohnya : Musa
domestica ( lalat rumah), Drophyla melanogaster, Culex fatibans.
Ordo
lepidoptera
Merupakan
ordo serangga dengan jumlah anggota terbesar, tipe mulut penyedot (simponing)
dan menggulung dibawah kepala ketika tidak di gunakan, ciri sayap bersisik
(lepido) yang letaknya saling tumpang tindih, sisik ini memberikan kekakuan dan
warna pada sayap, terdiri dari 140.000 spesies contonya: Bombix mory (
kupup-kupu sutera), Papilla memnon ( kupu-kupu raja)
Ordo
hymenoptera
Memiliki
dua pasang sayap membran dengan pasangan sayap belakang lebih kecil dari sayap
depan, tipe alat mulut pengunyah termodifikasi menjadi tipe penghisap, penjilat
pada yang lebih maju, seperti lebah, metamorfosis sempurna dan larva memiliki
kepala yang berkembang dengan baik, larva kang membuat cocoon. Terdiri dari
100.000 spesies, contoh : Apis melifera, Apis dorsata, Vespula
maculata(tawon). Monomorium( semut hitam), Oecophylla saragillina ( semut
rangrang).
Oecophylla
saragillinaApis dorsata
Sumber:www.google.com/images/
Ordo
Coleoptera
Memiliki
dua pasang sayap, sayap depan mengalami pengerasan dan membentuk suatu perisai
yang disebut elytra, alat mulut dengan tipe pengunyah, kulit keras
eksoskeleton tebal, metamorfosis sempurna, contoh:kumbang kelapa (Oycies
rhinoceros), kutu gabah ( Rhizoptera dominica).
Ordo
Shiponaptera
Serangga
pada kelompok ini sering disebut pinjal, parasit tahapan dewasa tidak bersayap,
alat mulut termodifikasi menjadi tipe penusuk dan penghisap darah yang tersusun
dari 3 jarum. Metamorfosis sempurna, telur biasanya diletakkan pada tanah atau
tubuh inang , telur menetas dan menghasilkan larva yang tidak berkaki dan
berwarna putih. Contoh: Ctenocephalus felis (pinjal kucing)
Ordo
odonata
Merupakan
kelompok serangga yang berukuran sedang sampai besar tergolong kelompok
predator, serangga dewasa memiliki bentuk tubuh langsing dengan dua pasang
sayap, mata majemuk yang besar, antena pendek berbentuk seperti rambut, alat
mulut tipe pengunyah, kaki berkenbang baik. Terdiri dari 5000 spesies. Conto:
Anax imperator ( capung)
Ordo
orthoptera
Metamorfosis
terjadi secara bertahap ( tidak sempurna). Serangga dewasa dengan nympha
merupakan hewan darat, pada daerah temperata, orthoptera seringkali hanya
memiliki satu generasi untuk satu tahun, dan musim dingin dilalui dengan
tahapan telur. Contoh: Locusta miragrotoria (belalang), Grylus
bimaculatus (jangkrik).
Ordo
Hemyptera
Memiliki
dua pasang sayap depan satu pasang seperti berkulit dan sayap belakang
transparan . mengalami metamorfosis tidak sempurna , tipe mulut menusuk dan
menghisap. Contoh: Cymex rotundus (kutu busuk), Leptocorisa acuta ( walang
sangit ).
Ordo
Isoptera
Mengalami
metamorfosis tidak sempurna, tipe mulut menggigit, cara hidupnya membentuk
koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme.
Pembagian tugas itu adalah raja, ratu, dan prajurit atau tentara. Contoh: Helanithermis
sp. (rayap).
Ordo
Dermaptera
Memiliki
dua pasang sayap ( satu pasang seperti berkulit dan satu pasang bermembran)
atau tidak bersayap. Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe mulut menggigit.
Contoh: Earwig
Ordo
Homoptera
Memiliki
dua pasang sayap merupakan sayap membran ( sedikit mengalami pengerasan) dan
tidak mengeras secara merata, sementara pasangan bagian belakang murni sayap
membran. Ketika tidak digunakan, sayap akan terlipat menyerupai bentuk atap
diatas tubuh dan tampak serupa , alat mulut adalah tipe penusuk-penghisap. Tipe
metamorfosis bertahap.(Sa’adah, sumiyati.2010)
Peranan
Serangga Bagi Kehidupan
Banyak
serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai
organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika, dan
wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama
tanaman, pakan hewan ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi ( Gandjar.1997 ),
penghasil madu ( dari genus Apis) dll.( Suranto A.2004).
Serangga
memiliki protein yang tinggi, energi dan sejumlah vitamin dan mineral.
Penelitian tentang pemanfaatan serangga sebagai salah satu sumber makanan sudah
lama dilakukan. Salah satunya dilakukan oleh WS Bristowe pada tahun 1932 yang
meneliti di Laos dan Siam (dikenal dengan Thailand). Jenis serangga yang di
konsumsi bervariasi dan dalam jumlah yang sangat banyak , antara lain: Binatang
air kecil ( sejenis kepiting), Belalang, Laba-laba, Lipas, Jangkrik, Kymbang,
Lebah madu, Anai-anai, Rayap,Semut,Kutu,Ulat bulu. (Chapman, R.F,1971).
Di
Thailand, serangga di konsumsi dalam bentuk telur, larva atau dewasa, baik
mentah maupun sudah matang dipanggang, direbus atau digoreng. ,mereka
memasaknya dalam berbagai jenis bumbu antara lain bawang putih, daun jeruk,
buah jeruk, garam, dan saos kari udang, yang dapat meningkatkan aroma dan cita
rasa dari serangga, salah satu jenis bumbu saos yang terkenal adalah saos Nam
Phala ( terbuat dari campuran udang ). Serangga tersebut dikonsumsi berbagai
lapisan masyarakat, termasuk kalangan istana di Bangkok.kebiasaan mengkonsumsi
serangga juga dikenal di indonesia , namun hanya pada golongan masyarakat
tertentu, dan pada skala terbatas. ada beberapa jenis serangga yang sangat
populer dan di usahakan komersil, seperti lebah madu, jangkrik, ulat sutera,
rayap, dan semut. Jenis serangga belum di budidayakan, tetapi di buru di alam
seperti belalang, laba-laba,kutu, kumbang kelapa, dan ulat sagu. Ulat sagu
sangat digemari oleh masyarakat ambon karena rasanya manis, lunak dan lezat.
Bahkan Prof. Dr. Ir. Dodi Nadika, pakar rayap IPB menjadikan Cryptotermes
cynocepphalus light ( rayap kayu kering/RKK) sebagai permen. RKK mengandung
protein yang cukup tinggi, sekitar 14.2 % dari bobot basah tubuh atau 55,7 %
dari bobot kering tubuh, karbohidrat 10,2 %,dan lemak 25,2% terhadap bobot
kering tubuh. Pembuatannya dilakukan dari pekatan protein di campur HFS( sirup
fruktosa tinggi, dimasak pada suhu 70-1000c, ditambahkan gelatin,
dilakukan proses penghilangan busa, pendinginan dan pencetakan. (Huttabarat
P.1992).
Penggemar
lebah madu atau tawon mengambil madu, lilin tawon, susu madu, perekat lebah,
bernilai ekonomis, dan larvanya dengan cara berburu di alam. Banyak warga
mengkonsumsi larva, mencampurkannya dengan gandum seperti pembuatan bakwan yang
digoreng (Murtidjo B 1991).
Belalang
dan jangkrik digemari penduduk indonesia di kawasan timur. Mereka memanggang
atau menyanggrainya, rasanya lembut dan gurih seperti udang. Peluang dan
prospek pemanfaatan serangga sebagai sumber protein hewani sangat besar. Dari
hasil analisis ternyata berbagai jenis serangga mempunyai kandungan protein dan
lemak yang tinggi contohnya laba-laba mengandung protein sebesar 64,3 % dan
lemak sebanyak 9,8%.
Pada
kondisi krisis ekonomi saat ini, mengkonsumsi serangga merupakan salah satu
alternatif yang baik. Persoalannya, masih banyak warga masyarakat kita belum
terbiasa melakukannya. Penduduk pada beberapa kawasan di indonesia (seperti
irian) mengkonsumsi belalang sebagai sumber lauk sehari-hari, namun tidak
populer dikawasan lainnya. Maka perlu di masyarakatkan cara mengolah dan
memasaknya untuk mendapatkan cita rasa yang nikmat. Dari sudut pandang agama,
menhkonsumsi serangga bukan hal yang diharamkan, prospek pemanfaatan serangga
terbuka luas. Kebutuhan konsumsi bila ditingkatkanlewat kampanye penyadaran
sedang sediaan serangga masih sangat besar dan biaya infestasi masih relatif
sangat kecil.
Serangga
sangat mampu beradaptasi dengan lingkungannya, pengelolaan relatif mudah, cukup
dengan menggunakan teknologi sederhana. Munculnya peluang wisata konsumsi
makanan dari berbagai jenis serangga adalah suatu keunggulan komparatif.
Jangkrik dan semut dijadikan sumber makanan protein hewani, selain sebagai
pakan burung, ikan hias, udang, umpan pancing, dan banyak spesies lainnya yang
berguna bagi kehidupan.
Serangga
juga membantu proses penyerbukan pada berbagai macam tanaman disamping berperan
sebagai pengurai (dekomposer), bioindikator lingkungan, membantu dibidang
kesehatan, dan bernilai ekonomis sebagai bahan perhiasan dan di perjual
belikan. Serangga berperan dibidang pertanian, seperti melakukan penyerbukan
yang dilakukan lebah ( Rismunandar 1981), SPKS Elaidobius dan Thrips
hawainensis. Serangga penyerbuk coklat, bersifat predator parasitoids
ataupun musuh alami pada tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.
Madu
dihasilkan oleh lebah madu, mengandung berbagai jenis komponen yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen yang dimaksud yaitu:karbohidrat ,
asam amino, mineral, enzim, vitamin dan air. Racun lebah (apitoxin) dihasilkan
dari lebahn pekerja. Apitoxin disekresika oleh kelenjar racun dala bentuk
cairan bening dengan bau tajam, rasanya pahit dan pedas, aromanya spesifik dan
cepat kering.
Apitoxin
mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam
fosfat, asam falmitat, asam lemak, asam vitelin, apromin, enzim, hystamin, dan
mellitin. Perkembangan penelitian modern membuktikan bahwa racun lebah dapat
digunakan untuk pengobatan. Ada beberapa jenis penyakit yang dapat disembuhkan
melalui sengatan lebah antara lain: penyakit neuritis, penyakit reumatik,
penyakit astma bronchial, penyakit pembuluh darah kapiler dan penyakit impoten.
( Huttabarat P. 1992).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kelas
serangga ( insecta) memiliki jumlah spesies terbesar, melimpah dan terbesar
didarat, di berbagai habitat, kecuali di laut jumlahnya kecil, mempunyai
kemampuan nuntuk terbang, ilmu yang mempelajari serangga di sebut entamologi.
Salah
satu alasan mengapa serangga memiliki kesneksrsgsmsn dsn kelimpshsn ysng tinggi
adalah kemampuan bereproduksi yang tinggi, serangga bereproduksi dalam jumlah
yang sangat besar, dan pada beberapa spesies bahkan mampu menghasilkan beberapa
generasi dalam satu tahun.
Habitat
serangga di semua tempat , sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur,
parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya habitat serangga mulai
dari laut sampai 20.000 kaki di pegunungan.
Umumnya
serangga mengalami metamorfopsis sempurna , yaitu siklus hidup dengan beberapa
tahapan yang berbeda: telur, larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo mengalami
metamorfosis sempurna yaitu : Lepidoptera, Diptera, Coeloptera, Dan
Hymenoptera.
Metamorfosis
tidak sempurna merupakan siklus hidup dengan tahapan : telur, nimfa dan imago.
Peristiwa larva meninggalkan telur disebut eclosion
Setelah
eclosion serangga yang baru ini dapat serupa atau beberapa sama sekali dengan
induknya, tahapan belum dewasa ini biasanya mempunyainciri perilaku makna yang
banyak
Kelas
insecta ( serangga) terbagi atas dua sub kelas :
Sub
kelas Apterigota
Sub
kelas Pterogota
Banyak
serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai
organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan
wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama
tanaman, pakan hewan ( burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu (
dari genus apis) dll.
Saran
Adapun
saran yang akan penulis berikan kepada pembaca adalah:
Melihat
keanekaragaman serangga ( insecta ) yang begitu luar biasa, penulis harap kita
semua bisa melestarikan keanekaragaman kelompok hewan ini.
Perlu
perhatian yang lebih dari pemerintah untuk menjaga kelestarian serangga seperti
halnya pembuatan museum di daerah masing-masing yang berisi keanekaragaman
serangga di daerah tersebut.
Peningkatan
sosialisasi tentang pelestarian dan budidaya serangga kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Dari
buku
Borror
et al
2004Study
of insect.Ed-5. Amerika:Thomson Brook/ Cole,
Borror
et al
2005Study
of insect. Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole,
Campbell,
N.A,J.B. Reece, dan L.G. Mtchell,
2003Biologi
Edisi Kelima Jilid 2. ISBN: 979-688-469-0.jakarta:erlangga.
Chapman,
R.F,
1071The
Insect Structure And Function. New York: American Elsevier Publishing
Company.
Gandjar
1997Prosiding
Seminar Nasional Biologi XV, Universitas Lampung, ISBN 979-8287-17-7.
Lampung: Perhimpunan Biologi Indonesia.
Holstvoogd,c.dr.dkk.
1960Buku
Ilmu Binatang. Jakarta: Pradya Pramita.
Huttabarat
P.
1992Konsep
Metode Pemuliaan Lebah Madu, Fakultas Peternakan.Institut Pertanian Bogor.
Jasin,
maskoeri
1987Sistematik
Hewan Invertebrata dan Vertebrata.Surabaya:Sinar Wijaya.
Murtidjo
B,
1991
Memelihara Lebah Madu, Yogyakarta: Kanasius.
Sa’adah,sumiyati
2010Materi
Pokok Zoologi Invertebrata.Fak.Tarbiyah UIN SGD Bandung.
Soemarwoto,Idjah
dkk
1984Biologi
Umum.Jakarta:PT Gramedia.
Suranto
A
2004Khasiat
& Manfaat Madu Herbal. ISBN:9793702028.Jakarta: Agromedia.
Dari
internet
http://insectzoo.msstate.edu/Students/basic.benefits.html
http://oediku.wordpress.com/2010/07/arsitek dan teknologi
dari-hewan-mengalahkan-kemampuan-terbaik-manusia .
http://www.earthlife.net/insects/collpics.html